MERI TOMBOR RA (PUTRI PALA)

Pala bahasa latinnya yaitu Myristica diman kalangan suku asli Pakpak yaitu suku Mbaham yang Sayong atau Seenggi atau Henggii telah ada sejak leluhur, tumbuh dan berkembang bersama budaya dan peradaban suku asli Fakfak.
Pala saat leluhur sudah digunakan sebagai pelengkap masakan sehari - hari dan pala baru diketahui sebagai rempah - rempah sejak datangnya para pedagang dan pencari rempah - rempah dari bangsa Portugis yang datang ke Fakfak sekitar abad 16 dan sejak abad 18 mulai ramai dikenal oleh para pedagang luar di situlah masyarakat suku Mbaham mulai mengenal perdagangan dimana dilakukan sistem barter atau tukar dan juga mulai dikenal nilai tukar uang.
Barang yang ditukar atau di belikan adalah perhiasan seperti guci, peralatan rumah tangga dan peralatan pertanian juga kebutuhan yang lain - lain.
Zaman nenek moyang atau leluhur suku Mbaham meyakini bahwa Meri Tombr Ra yang diyakini sebagai seorang putri yang mempunyai atau menciptakan pala dan seiring perkembangan zaman dengan masuknya agama maka suku ini mulai menyadari bahwa yang di anggap sebagai Meri Tombor Ra adalah sesungguhnya bahwa pencipta dan pemilik pala yang sesungguhnya adalah Tuhan Yang Maha Esa, dan kebiasaan suku Mbaham pada saat tertentu mereka melakukan ritual khusus kepada Meri Tombor Ra sebagai bentuk pemujaan kepada sang pencipta dengan harapan hasil pala akan melimpah ruah.
Dan saat ini kita sama - sama tahu bahwa Fakfak disebut kota Pala karena merupakan penghasil pala terbesar namun sampai saat ini petani pala masih belum bisa meningkatkan taraf hidupnya dengan hasil pala tersebut.
Mudah -mudahan dengan adanya regulasi pemerintah daerah tentang mekanisme pengolahan pala sebagai komoditas unggulan daerah ini ke depan dapat dinikmati oleh masyarakat petani pala suku Mbaham.(M3Y).
By Nan Emma