Butet Manurung merupakan aktivis pendididkan Indonesia.Butet mengabdikan dirinya untuk memberikan ilmu pengetahuan kepada anak-anak rimba di Bukit Dua Belas, Hutan Nasional Jambi, Sumatera dan beberapa daerah di Indonesia lainnya.
Butet membawa suku yang terisolasi / buta huruf menjadi suku yang maju dengan cara mengajarkan membaca, menulis, dan berhitung. Untuk mendedikasikan dirinya dalam hal mengajarkan ilmu kepada orang rimba, Butet menghabiskan sisa waktu 9 bulan lamanya tinggal di hutan. Atas kiprahnya, Butet mendapatkan sejumlah penghargaan besar seperti Man and BiosferAwards (2001), Woman of the Year bidang pendidikan AnTV (2004), Hero of Asia Award by Time Magazine (2004), Kartini Indonesia Award (2005), Ashoka Award (2005), Ashoka Fellow (2006), Young Global Leader Honorees (2009), dan Social Entreprenur (2012).
Butet lahir dengan nama Saur Marlina Manurung pada tanggal 21 Februari 1972 di Jakarta dari keluarga berada. Butet semasa kecil pernah tinggal di Leuven, Belgia.
Butet mengambil kuliah Sastra Indonesia dan Antropologi di Universitas Padjajaran Bandung, setelah tamat dari Sekolah Menengah Atas. Ia mengajar organ dan matematika di samping kuliah dan menabung agar setiap bulan ia bisa naik ke gunung. Butet pernah mendaki Puncak Trikora, Gua Wikeda di Wamena, Gua Maros Annapuna Range Himalaya, Ujungkulon,Banten, Timor, dan NTT.
Dengan menerapkan metode pembelajaraan beserta bantuan dari orang-orang terdekatnya, Butet membangun organisasi yang bernama Sokola untuk memajukan kehidupan komunitas-komunitas miskin yang tidak terjangkau oleh sekolah formal. Butet juga menciptakan sistem pelajaran Metode Silabel, yaitu metode pengajaran bahasa indonesia yang terbagi ke dalam 16 ejaan, yaitu pembagian konsonan - vokal berdasarkan bunyi. Sejak tahun 1999 hingga kini, Butet telah mendirikan 12 sekolah alternatif.
Butet menulis buku The Jungle School yang diluncurkan secara resmi di Kedutaan Besar Republik Indonesia di Washinton D.C dan mengunjungi kota-kota besar lainnya di Amerka, seperti Philadelphia dan New York, untuk mengadakan bedah buku dan diskusi. Penjualan buku ini akan disumbangkan untuk pembangunan Sokola. Butet juga pernah di undang untuk mengikuti pelatihan kepemimpinan di Harvard Kennedy School di Boston. Butet sampai sekarang masih menjalankan misi sosialnya dengan prinsip hidupnya
" Gakkeren mati tidak ada yang mengenang "
Bukan Perempuan Biasa ( Fitria Zelfis).......