Perempuan dan Politik

Dunia politik sesungguhnya identik dengan dunia kepemimpinan.
Saat berada dalam posisi sebagai pemimpin,perempuan mengalami lebih banyak hambatan ketimbang laki-laki.
Karena perempuan harus selalu membuktikan bahwa dirinya pantas dan bisa diandalkan.
Pengalaman mengajarkan kita bahwa kunci keberhasilan perempuan dalam jabatan pemerintahan adalah menjadi orang yang bisa diandalkan.
Artinya,memberi perintah yang jelas dan mau menindaklanjuti, memeriksa kembali setiap pernyataan demi keakuratan, menjaga integritas pribadi dan benar-benar menjaga kepercayaan masyarakat.
Selain itu juga tetap dituntut untuk bisa bekerjasama dalam satu kelompok dan membina hubungan dengan kolega yang didasarkan pada integritas & rasa hormat.
Perempuan harus mampu menyelesaikan tugas yang di bebankan padanya harus menjadi pemimpin dalam arti yang sesungguhnya.
Persoalannya,mengapa perempuan sulit sekali menggapai kekuasaan?
Jawabannya sangat sederhana.
Stereotip perempuan tradisional tidak mengenal kekuasaan.
Kefemininan juga tidak memuat ketegaran,keperkasaan,atau ketegasan yang merupakan unsur inti kekuasaan.
Stereotip klasik mengenai perempuan & kefemininan tidak mencantumkan gagasan kekuasaan,& meskipun kondisi telah berubah, stereotip tersebut sulit dihilangkan.
Gambaran klasik mengenai kefemininan identik dengan kepasrahan,kepatuhan,kesetiaan,kemanjaan,kekanak-kanakan,kesimpatikan,kehangatan,kelembutan,keramahan,& ketidaktegasan.
Kekuasaan sebagai unsur yang paling penting dalam kepemimpinan tidak pernah dicirikan dengan sifat-sifat feminin.
By Nan Emma